Rabu, 12 Januari 2011

0
Liga Primer Indonesia Verzuz Liga Super Indonesia


Setelah gaung Piala AFF mereda, di bulan ini insan sepak bola tanah air akan disuguhi kompetisi yang masih baru dirintis. Yups, Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas oleh seorang pengusaha, Arifin Panigoro. Kemunculannya pun mengundang pro dan kontra. Yang paling heboh, lebih tepatnya kelabakan tak lain adalah otoritas tertinggi sepak bola Indonesia, PSSI. LPI memang tidak dibawah naungan PSSI. Di samping itu, di negeri ini ada kompetisi kasta tertinggi yakni Liga Super Indonesia (LSI) yang dibawah naungan organisasi yang diketuai oleh Nurdin Halid tersebut.

LPI lebih unggul dibanding LSI. LPI adalah liga yang digagas pengusaha Arifin Panigoro dan mulai digelar hari ini di Solo, Jawa Tengah. Sedangkan LSI adalah turnamen PSSI yang kini dipimpin Nurdin Halid.

Tak pelak, karena merasa memiliki kewenangan, PSSI mengecam keras akan diselenggarakannya LPI. Imbasnya klub-klub dan pemain anggota PSSI akan dikenai sanksi. Sejauh ini, yang saya taHu dari pengakuan yang bersangkutan, hal itu masih sebatas ancaman. Seperti yang kita tau, sudah 3 klub yang mangkir dari kompetisi yang telah menelurkan 2 kampiun dan lebih memilih membelot ke LPI, yakni Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar. Bahkan Irfan Bachdim yang menjadi ikon baru tim nasional memilih bertahan di Persema yang ikut LPI. Dan itu berarti karirnya di timnas terancam.

Jika dinilai secara mendalam, sikap PSSI tersebut memunculkan pertanyaan, karena takut tersaingi atau karena benar-benar ingin menegakkan hukum? Menurut saya, jika melihat track record PSSI, ada tendensi bahwa PSSI khawatir LSI akan tenggelam oleh kesuksesan LPI jika kompetisi yang baru lahir itu benar-benar bisa diterima masyarakat. Kekhawatiran tersebut bukan tanpa dasar dan kemungkinan besar bisa menjadi kenyataan. Apalagi masyarakat Indonesia geram sekali dengan tak kunjung diadakannya revolusi dalam tubuh PSSI.

LPI vs LSI












Klik pada gambar untuk memperjelas !

Menurut saya, alangkah baiknya jika PSSI introspeksi diri. Alangkah baiknya mendengarkan kritikan-kritikan dari luar sana. Alangkah baiknya jika kemunculan LPI ini menjadi cambuk agar kompetisi-kompetisi di bawah naungan PSSI tak sampai kalah dalam segala hal dari kompetisi yang mereka anggap ilegal tersebut. Toh alasan LPI dibentuk sangat jelas, karena ingin sepak bola tanah air berubah menjadi lebih baik,agar kompetisi tidak carut-marut, jadwal tak berubah-ubah, keputusan wasit jelas, dll. Alangkah baiknya jika PSSI fokus berbenah diri daripada mencari-cari keburukan dan kelemahan yang di luar naungannya.

Perkembangan terakhir, Menpora Andi Mallarangeng justru mendukung keberadaan LPI dan tidak mempermasalahkan jika ada pemain LPI yang dipanggil timnas. Pelatih Alfred Riedl pun bersikap cuek dan memilih tetap memanggil 8 pemain yang bermain di LPI termasuk Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan. Dengan demikian skor sementara LPI 2-0 LSI.

Sebagai perbandingan mari kita lihat jadwal dua tim asal Bandung yang berlaga di LPI dan LS bulan Januari ini.
Jadwal Bandung FC (LPI)
10/1 Persebaya Surabaya vs Bandung FC (Surabaya)
17/1 Bandung FC vs Bogor Raya (Bandung)
23/1 Bandung FC vs Tangerang Wolves (Bandung)

Jadwal Persib Bandung (LSI)
12/1 Sriwijaya FC vs Persib (Palembang)
16/1 Bontang FC vs Persib (Bontang)
20/1 Persisam vs Persib (Samarinda)
23/1 Persib vs Arema (Bandung)
30/1 Persiwa vs Persib (Wamena)

Dilihat dari jadwal saja sudah terlihat betapa bobroknya LSI. Bandung FC sebagai kontestan LPI hanya dijadwalkan tiga kali bertanding bulan Januari ini dengan jadwal yang teratur seminggu sekali. Itu pun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sedangkan Persib sebagai kontestan LSI harus bertanding lima kali dan melakukan tur keliling Indonesia, dari Palembang, Bontang, Wamena dalam waktu singkat!!! Tak masuk akal.
Skor LPI 3-0 LSI



Apa yang membuat PSSI kukuh mempertahankan ISL (indonesian Super League) dan mengharamkan LPI (Liga Primer Indonesia)….????
Menurut Ian Rajagukguk (pendiri Group PSSI Tandingan di Facebook) ternyata motif bisnis menjadi salah satu faktornya.
Secara sederhananya ISL itu sahamnya -/+ 95 % milik PSSI dan profit yang didapat (100%) akan kembali ke PSSI, sedangkan LPI akan memberikan keuntungan lebih banyak bagi klub dibanding LSI. Salah satu dari keuntungan tersebut adalah klub akan menerima pembagian keuntungan dana dari sponsor secara penuh atau 100 %.
Nah bagaimana kalau rekan-rekan “menjadi” PSSI akan memilih mana..??? idealisme atau ekonomi…??? silahkan jawab masing-masing saja…..
Selain dari perbedaan diatas, Ian juga membeberkan beberapa perbedaan lain :
Liga Super Indonesia (LSI)

• LSI di bawah payung PSSI.
• Afiliasi regional: AFC
• Afiliasi Internasional : FIFA
• Struktur Saham:
• Yayasan: 5%
• Klub: 0%
• PSSI: 95%
• Pembagian Hak Siar TV (kompensasi siaran langsung): 0%
• Pembagian Sponsor Utama : 0%
• Keuntungan : 100% untuk PSSI/PT Liga Indonesia
• Wasit : Lokal
• Sumber Dana : APBD
• Badan Yudisial : Komdis dan Komding PSSI
• Peserta : 18 klub
• Sponsor : PT. Djarum (Rp.41.5 milliar)
• Hadiah : Rp 1,5 milliar
Liga Primer Indonesia (LPI)

• LPI di bawah payung PSSI
• Afilliasi Regional: AFC
• Afiliasi Internasional: FIFA
• Struktur Saham
• Yayasan: 100% klub
• Pembagian Hak Siar TV
• Klub: 100%
• Pembagian Sponsor Utama
• Klub: 100%
• Keuntungan:
• Kuota Klub Peserta: 80%
• Kuota Pembinaan: 20%
• Wasit: Asing (2 tahun)
• Sumber Dana: Investasi Rp 15-20 milliar per klub
• Badan Yudisial: Komdis dan Komding LPI
• Peserta: 18-20 klub
• Sponsor: Konsorsium investor
• Hadiah: 5 milliar.
Setelah diamati LPI ternyata akan menggunakan format profesional layaknya kompetisi profesional seharusnya dilakukan (seperti Liga Italia, Inggris, Spanyol). Salah satunya adalah dengan menyertakan klub sebagai pendiri liga. Kompetisi yang dibentuk, diurus dan dimainkan oleh mereka sendiri. LPI mengadopsi model Liga Premier Inggris yang berdiri sendiri, terpisah dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA). LPI nantinya akan merangsang klub peserta untuk mandiri dan bisa mengelola keuangannya sendiri Semua klub peserta punya perwakilan dan menjadi pengurus di sana
Nah begitulah PSSI..ternyata masih mementingkan Profit Oriented untuk dirinya sendiri.. (menurut pendapat banyak orang neh gannnn) wkwkwkw
Semoga dengan hadirnya LPI akan menimbulkan Iklim Sepakbola yang semakin kompetitif….
Sok atuh PSSI sadar euy ….
Tambahan lagi gannn,..
Mengenai adanya tekanan kepada klub-klub tersebut nantinya, menurut Arya, PSSI dan PT Liga Indonesia (PSSI) tidak bisa semena-mena dan mencoret klub-klub yang akan berpartisipasi di LPI.

"Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak bisa melarang klub berkompetisi meski katanya PSSI bisa terkena sanksi oleh FIFA jika melakukan hal itu," tutur Arya Abhiseka.

Pada kesempatan itu, pengelola LPI mengatakan bahwa kompetisi yang digelarnya tidak untuk menandingi kompetisi buatan PSSI dan PT Liga Indonesia.

Diutarakan Arya, LPI hanya memperbaiki kompetisi yang sudah ada sekarang.

"Apa yang kami lakukan ini sudah dilakukan Inggris pada 1992, Skotlandia pada 1998, dan Italia pada tahun ini. Di negeri-negeri itu, federasi sepak bola tetap dilibatkan dalam pengelolaan kompetisi," tuturnya.

Perbedaan antara kompetisi yang digelar PSSI saat ini (Liga Super dan Liga Indonesia) dengan LPI dan di negara-negara tadi adalah kedudukan penyelenggara kompetisi sejajar dengan federasi sepak bola.

Perbedaan lainnya, LPI dan kompetisi di tiga negara tadi dimiliki oleh pesertanya sehingga seluruh keuntungan yang didapat dari kompetisi itu dikembalikan ke peserta.

Sementara kompetisi di Indonesia, klub tidak mendapatkan keuntungan finansial apa pun dengan mengikuti kompetisi tersebut kecuali hanya mendapat subsidi dalam jumlah kecil dari dana sponsor.

Liga Primer Indonesia (LPI) dicetuskan juga untuk menghentikan kebiasaan klub menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Selama ini, klub sangat bergantung kepada APBD, yang merupakan uang rakyat. Jika tidak dapat kucuran APBD, mereka tidak bisa berbuat apa-apa seperti yang dialami Persitara Jakarta baru-baru ini.

"Liga Primer Indonesia mampu menyelamatkan uang negara sebesar Rp 600 miliar setiap tahunnya," kata Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar yang turut hadir.

Untuk membebaskan klub dari APBD, penyelenggara LPI membantu modal awal yang besarnya berbeda-beda untuk setiap klub, bergantung pada kebutuhan masing-masing.

Untuk menjaga agar modal itu tidak diselewengkan oleh pengelola klub, penyelenggara LPI bakal mengaudit keuangan klub secara periodikal oleh auditor publik.
"Kami ingin sekali perubahan dalam sepak bola Indonesia. Sudah tidak zamannya lagi klub-klub ditakut-takuti. Kami ikut di baris terdepan dalam perubahan besar melalui liga baru independen ini. Kami yakin LPI bisa lebih baik dan menguntungkan klub-klub anggotanya," papar salah satu pengurus teras PSM Makassar, Noor Korompot.

Berikut daftar 19 tim yang berlaga di LPI:

1. Aceh United
Pelatih: Lionel Charbonnier (Prancis)
Stadion: Harapan Bangsa, Banda Aceh (40.000)
2. Bali De Vata
Pelatih: Willy Scheepers (Belanda)
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (25.000)
3. Bandung FC
Pelatih: Nandar Iskandar
Stadion: Siliwangi, Bandung (25.000)
4. Batavia Union
Pelatih: Roberti Bianchi (Brasil)
Stadion: Tugu Jakarta (20.000)
5. Bogor Raya
Pelatih: John Arwandy
Stadion: Persikabo, Bogor (15.000)
6. Cendrawasih Papua
Pelatih: Uwe Erkebrecher (Jernabm)Stadion: Mandala Jayapura (30.000)
7. Jakarta 1928
Pelatih: Bambang Nurdiansyah
Stadion: Lebak Bulus (25.000)
8. Kabau Padang
Pelatih: Divaldo Alves (Portugal)
Stadion: Agus Salim, Padang (28.000)
9. Ksatria XI Solo
Pelatih: Branko Babic (Serbia)
Stadion: Manahan Solo (24.000)
10. Makassar City
Pelatih: Michael Feichtenbeiner (Jerman)
Stadion: Andi Mattalata, Makassar (20.000)
11. Manado United
Pelatih: Muhammad Al Hadad
Stadion: Klabat, Manado (20.000)
12. Medan Chiefs
Pelatih:Jorg. Steinebruner (Jerman)
Stadion: Teladan, Medan (20.000)
13. Medan Bintang
Pelatih: Rene Van Eck (Belanda)
Stadion: Teladan, Medan
14. Persebaya
Pelatih: Aji Santoso
Stadion: Gelora 10 Nopember, Tambaksari (35.000)
15. Persema
Pelatih: Timo Scheuneman (Jerman)
Stadion: Gajayana, Malang (30.000)
16. Persibo
Pelatih: Sartono Anwar
Stadion: Latjen Haji Sudirman, Bojonegoro (15.000)
17. Real Mataram
Pelatih: Jose Basualdo (Argentina)
Stadion: Maguwoharjo, Yogyakarta (30.000)
18. Semarang United
Pelatih: Edy Paryono
Stadion: Jatidiri, Semarang (25.000)
19. Tangerang Wolves
Pelatih: Paulo Camargo (Brasil)
Stadion: Benteng (25.000)

0 komentar:

Posting Komentar

 
oepi's top up | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog